Basa-basinya garing ya? hehehe, harap dimaklumi yah, karena admin lagi agak ngantuk, semalam abis begadang di tempat Teteh Yuli yang kemarin baru nyunatin anaknya. Berhubung banyaknya inbok yang masuk menanyakan tentang Peradaban Mesopotamia maka dengan sangat senang hati admin akan membahasanya. Nah, sambil seruput kopi, yuk simak ulasan lengkapnya dibawah ini.
Pembabaran Lengkap Peradaban Mesopotamia
Selamat datang di Dosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Peradaban Mesopotamia? Mungkin anda pernah mendengar kata Peradaban Mesopotamia? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang sejarah peradaban terlengkap. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.
Sejarah Peradaban Mesopotamia
Mesopotamia berasal dari bahasa Yunani dari kata “Mesos (Tengah)” dan Patmos (Sungai), yang artinya “daerah diantara sungai-sungai”. Sungai yang dimaksud adalah sungai Trigis dan sungai Eufrat.
Kawasaan di lembah sungai Eufrat dan Tigris di bagi secara alami menjadi dua kawasaan yaitu Mesopotamia atas dan Mesopotamia bawah (Babilonia). Pada zaman dahulu Mesopotamia atas memiliki dua pusat peradaban utama, satu berada diwilayah Eufrat atas dan pusat yang lama terletak dimuara Zab (sungai Tigris atas). Mesopotamia bawah yang merupakan situs bangsa Sumeria dan Akkadia, secara alami juga terbagi menjadi bagian utara dan selatan. Bagian utara terpusat disekitar Babillon, sedang bagian selatan terpusat di kota-kota Sumeria seperti Lama, Esidu, dan Ur. Bangsa ini hidup pada 4000 SM dan dapat bertahan dengan melakukan irigasi.
Dilihat dari kondisi Geografi disebelah Utara Mesopotamia dibatasi oleh bukit-bukit, gunung-gunung batu, dan area pertanian. Sedangkan disebelah Selatan Mesopotamia dihiasi dengan rawa yang luas dan tanah tandus
Tahun 3500 SM sampai 600 SM di wilayah Irak khusunya lembah sungai Trigis berdiri beberapa kerajaan besar yang membangun peradaban dunia paling awal, seperti Sumeria, Akkad, Assyiria dan Babilonia.
Tahun 539 SM wilayah ini (Mesopotamia) dikuasai kerajaan Persia setelah mengalahkan Babilonia Baru.
Tahun 331 SM Iskandar Agung (Iskandar Dzulkarnain/Alexander The Great) mengusir bangsa Persia yang kemudian pemerintahan Yunani berkuasa di wilayah ini (Orang Yunani menyebutnya Mesopotamia).
Tahun 115 SM wilayah itu menjadi bagian dari kekaisaran Roma selama 500 tahun. Kemudian sebagian daerahnya dikuasai Persia daerah lain tetap dikuasai roma hingga datangnya Islam.
Daerah Mesopotamia ini, sekarang lebih dikenal dengan Republik Irak. Dikawasaan Mesopotamia ini, terdapat berbagai macam bangsa (suku).
Bangsa yang Pernah Berkuasa Di Mesopotamia
Berikut ini terdapat beberapa bangsa yang pernah berkuasa di Mesopotamia, yakni sebagai berikut:
-
Bangsa Sumeria
Bangsa Sumeria merupakan bangsa pribumi Mesopotamia mereka telah ada sejak 5000 SM, peradaban Sumeria berhasil kepada titik puncak pada tahun 2000 SM sekaligus abad kehancurannya, pada fase berikutnya Bangsa Sumeria bercampur baur dengan peradaban yang datang kemudian ke Mesopotamia semisal Akkadia, Babylonia (amori) dan Asyyiria.
Bangsa Sumeria terkenal akan kemampuannya dalam bidang agraris dan ternak hewan, selain itu mereka mampu menciptakan teknik penulisan “paku” sekitar tahun 3000 SM. Mereka menggunakan ± 350 tanda gambar, setiap gambar merupakan satu suku kata. Huruf-huruf itu dituliskan pada papan tanah liat yang digoresi/ditulisi menggunakan karang yang keras dan berujung tajam. Mereka pun ahli dalam masalah ukiran kayu.
Bangsa Sumeria mendirikan kota-kota, antara lain adalah kota Ur dan Sumer. Dimana pusat pemerintahan pada saat itu berada di kota Ur (kota tertua pada masa bangsa Sumeria). Raja yang memerintah adalah Ur Nanseh (2500SM) setelah itu Raja Gudea (2400SM). Selama kurang lebih 500 tahun bangsa sumeria mengalami beberapa tragedi perebutan kekuasaan, akhirnya bangsa itu lemah dalam hal persatuan. Dalam kelemahan itu, bangsa Akkadia dipimpin oleh Raja Sargon melakukan penyerangan dan berhasil menaklukan sumeria pada tahun kurang lebih 2000 SM.
-
Bangsa Akkadia
Setelah berhasil merebut kekuasaan dari Sumeria, bangsa Akkadia menjadi penguasa di Mesopotamia. Bangsa Akkadia adalah bangsa semit yang berimigrasi dari Jazirah Arab ke wilayah Irak Tengah (Akkad) pada millennium ke-3 SM, masa keemasan Dinasti Sumeria berakhir dengan penyatuan wilayah kerajaan-kerajaan tersebut dalam satu kesatuan dibawah kekuasaan Raja Kish yang dikenal dengan masa Lugalzagezi. Seperempat abad setelah itu Munculah King Sargon (Shargoni-Shar-Ali), raja pertama dari Imperium Akkadia. Ia mendirikan sebuah kota yang bernama Akkadah sekaligus menjadikannya Ibu Kota dari Mesopotamia.
Pada masa pemerintahan bangsa Akkadia, sebagian kebudayaannya diambil dari kebudayaan bangsa Sumeria. Maka muncullah sebuah istilah Summer-Akkad berbahasa Semit. Namun secara teori peradaban Akkadia banyak dipengaruhi oleh peradaban Sumeria seperti perhitungan kalender tahunan berdasarkan bulan, hitungan bilangan, timbangan, jarak dan lainnya, bahkan bangsa Akkadia mampu membuat alat-alat dari bahan tembaga dan merakit kendaraan perang. Bangsa Akkadia tidak pernah mengenal tulisan, karena mereka terbiasa dengan tradisi oral (percakapan) akan tetapi lambat laun mereka mulai mengerti akan pentingnya sebuah aksara untuk menulis bahasa mereka yaitu Bahasa Arami.
Selama kurang lebih 400 tahun berkuasa di Mesopotamia, akhirnya kekuasaan Akkadia berhasil ditaklukkan oleh bangsa Amorit (dari syiria sekarang), yang bergerak masuk ke wilayah Mesopotamia melalui arah barat daya kemudian menyeberangi sungai Eufrat dan melakukan penyerangan.
-
Bangsa Babilonia Kuno
Ketika bangsa Amorit ( salah satu dari Rumpun suku bangsa Haimiah) menaklukkan bangsa Akkadia. Sejarawan mengatakan bahwa kerajaan babilonia didirikan oleh bangsa Amorit. Kata babilonia berasal dari kata “Babilu” yang artinya ( Gerbang Menuju Tuhan).
Sekitar tahun 1800 SM, kerajaan Babilonia diperintahkan oleh seseorang yang bernama Hammurabi. Serangan yang datang dari bangsa Hittite telah memperlemah keadaan (1600 SM). Serangan itu terjadi pada masa pemerintahan Samsu Iluna (putera Hammurabi) pada 1595 SM, raja Mursilis memimpin penyerangan terhadap kerajaan Babillonia lama dan menguasainya serta membuat keadaan dalam abad gelap selama 150 tahun.
-
Bangsa Assyria
Babilonia ditaklukkan oleh bangsa Assyria. Bangsa Assyira adalah bangsa semit yang hijrah dari semenanjung Arab pada millennium ke-3 SM dan menetap disebuah tempat yang dikenal dengan (benteng Sharqat atau Asyur) diwilayah timur Laut Mesopotamia. Pada Masa Akkadia, Assyiria merupakan sektor politik dan kebudayaan Akkadia, barulah pada millennium ke-2 SM bangsa Assyria tampil sebagai kekuatan politik terbukti ketika mereka barhasil menundukkan bangsa Mitanni, Hitties, Alcahien. Mereka membangun kota yaitu kota Asshur dan kota Niniveh yang dijadikan ibu kota dari kekuasaan bangsa Asyria. Kekuasaan ini disebut dengan corak militer. Hal ini dikarenakan Bangsa ini telah menaklukkan daerah-daerah disekitar.
Shalmaneser I adalah orang pertama yang mendirikan Negara Assyria (1206-1280 SM) putranya, Tukulti-Ninurta I, termasuk salah satu raja Assyiria yang paling terkemuka terutama ketika memerangi Babylon. Imperium Assyiria mencapai puncaknya selama pemerintahan Sargon II. Bangsa Assyiria dikenal sebagai bangsa yang pandai membuat kendaran, tank, dan berbagai alat pendobrak, selain itu gaya arsitektur Assyiria memiliki ciri khas tersendiri dan sangat Indah.
Lambat laun kerajaan Assyria lemah dan kelemahannya itu diketahui oleh bangsa Chaldea yang berkembang didaerah Mesopotamia selatan. Bangsa ini menyerang kerajaan Assyria. Pada tahun 612 SM, ibu kota Niniveh berhasil dikuasai sehingga mengakibatkan runtuhnya kerajaan Assyria.
-
Bangsa Babilonia Baru
Setelah Babilonia berhasil merebut kekuasaanya kembali dari Asyria dibawah pimpinan Raja Nebukhadnezer (Bukkhtanasar). Kini babilonia menjadi pusat pemerintahan dan kebudayaan lagi. Kerajaan ini disebut dengan Babilonia Baru karena Raja Nebukhadnezer membangun kembali babilonia sehingga menjadi pusat pemerintahan kembali dan di sebut dengan Babilonia Baru.
Namun kekuasaan politik babilonia ke dua ini tidak bertahan lama, sepeninggalan Raja Nebukhadnezer wilayah ini ditaklukkan oleh Sirus Agung dari Persia.
Sejarah Babilonia
Babilon dalam bahasa Akkadia disebut “Babilani” artinya “the Gate of God” (Gerbang Tuhan atau Dewa), namun pada kenyataannya Babilon berasal dari bahasa Yunani bentuk dari istilah yahudi yaitu “Babel” yang sekaligus menjadi ibukota babilonia. Disebelah utara babilon berbatasan dengan Assyria, di sebelah Timur ada Elam, bagian Selatan berbatasan dengan Gurun Arab dan di bagian Tenggara berbatasan dengan Teluk Persia.
Penduduk asli babilonia berasal dari bangsa Amori yaitu rumpun ras semit yang berimigrasi dari Jazirah Arab pada millennium ke-3 SM kemudian mereka menetap di wilayah yang dikenal dengan daerah Mari yang sebelumnya dikuasai oleh bangsa Sumeria dan Akkadia. Lambat laun bangsa Amori mulai menggerogoti imperium Akkadia dan berhasil mendirikan sebuah kota yang diberi nama Babylon, sekaligus ibu kota dari bangsa Amori, Sosok Samuabi sering disebut-sebut sebagi pendiri pertama Dinasti Amori pada tahun 1830 SM.
Ada tiga periode dalam masa perkembangan dan peradaban Babylon yaitu :
- The Old Babylonian Periode (2000-1595 BC)
- Midle Babylonian Periode (1595-1000 BC)
- Neo Babylonian Periode (1000-539 BC)
Perkembangan Babilonia
Kehidupan dan peradaban bangsa Amori yang menjadi Cikal bangsa Babylon sangatlah berbeda dengan pola peradaban bangsa Mesopotamia lainnya, bangsa Amori mampu menciptakan sebuah model civil-peradaban baru hingga mencapai puncaknya pada masa Raja Amori yang terkenal yaitu Hammurabi (1728-1686).
Pada masa pemerintahan Hamurabi, Babylon sangat dikenal oleh bangsa lain karena kekuatan ekspansi-militernya, Hamurabi berhasil menghalau orang-orang Elam (Iran) dan menguasai wilayah pegunungan diarah Utara dan Timur laut Mesopotamia.
Tidak hanya itu Hamurabi terus berupaya memperkuat kekuasaannya dengan cara beraliansi dengan bangsa-bangsa kuat lainnya, dibidang pemerintahan ia pun membuat model Undang-undang yang mengatur tata kehidupan masyarakat dan kerajaan yang dikenal dengan istilah “Codex Hammurabi”. Disisi lain kuil-kuil tempat penyembahan pun dibangun oleh hamurabi, kesejahteraan para pendeta dan ahli agama juga turut menjadi perhatiannya.
Sepeninggal kekuasaan Hamurabi, Babylonia semakin melemah hingga pada akhirnya Bangsa Hitties yang berasal dari Asia kecil dan utara Syiria menyerang Babylon dan menaklukannya namun mereka kembali lagi ke Negara asalnya, namun malangnya Babylon mendapat serangan kedua dari bangsa Khaskhi yang berasal dari pegunungan timur laut Mesopotamia sekitar tahun 1550 SM dan berhasil dikuasainya.
Setelah beradab-abad lamanya Babylon mengalami kekalahan dan dikuasai oleh bangsa Khaskhi, bangsa Assyiria dan Elam, akan tetapi ada saatnya dimana bangsa Babylon yang berasal dari suku Kaldan bangkit dan memberontak pemerintahan yang ada, saat itu bangsa Assyiria yang telah berkuasa. Gubernur Babylon Nabopolassar memanfaatkan kelengahan bangsa Assyiria paska kematian Raja mereka Ashurbanipal (Asshur-bel-nisheshu) sehingga berhasil merebut Babylon pada tahun 622 SM.
Pemerintahan Nabopolassar cukup mengesankan dimata Bangsa Babylonia karena berhasil memukul mundur dan menguasai Bangsa Assyiria dan Syiria berkat upaya aliansinya dengan bangsa Media, akan tetapi Masa Pemerintahan yang dianggap paling gemilang adalah periode kekuasaan Nebukadnezar putra dari Nabopolassar.
Sepeniggal Nebukadnezar Babylon dipegang oleh Amel Marduk anak dari Nebukadnezar, namun sayangnya Marduk terlalu lemah dalam memimpin sehingga Babylon jatuh ketangan Yahudi hingga akhirnya Babylon berhasil ditaklukan oleh Bangsa Persia.
Sosial, Budaya, Politik dan Kepercayaan Peradaban Mesopotamia
-
Kepercayaan (Agama)
Bangsa Sumeria ialah bangsa yang merintis peradaban Mesopotamia. Maka, kepercayaan yang dianut bangsa ini pun menjadi sebuah dasar dari kepercayaan-kepercayaan bangsa yang menguasai Mesopotamia lainnya. Bangsa ini menganut kepercayaan politeisme atau mempercayai adanya banyak dewa.
Pertama kali bangsa Sumeria masuk ke wilayah Mesopotamia, mereka sudah memiliki system kepercayaan. Yang mana bangsa Sumeria sudah menyebah para Dewa (Politheisme). Hingga bangsa Babilonia semasa kejayaannya mengadopsi kepercayaan tersebut. System dari peradaban Mesopotamia yang dianut yaitu, ketika suatu Imperial menguasai wilayah Mesopotamia maka seluruh Imperial atau bangsa yang lain harus mengikuti apa yangn di perintah oleh Raja dari Imperial tertinggi, baik itu mengenai system kepemerintahan maupun system keyakinan.
Bangsa Babilonia sejak masa purbanya sampai pada masa perkembangannya menganut faham keTuhanan yang Politeistik. Sekalipun faham ini cukup lama di anut bangsa Babilonia, tetapi bangsa itu tidak mmpu merubah faham dan kepercayaannya. Dewa pertama atau dewa tertinggi adalah dewa Marduk. Selain itu ada dewa-dewa alam yang mereka sembah yakni:
- Enlil (Dewa Bumi)
- Ea (Dewa Air)
- Anu (Dewa Langit)
- Sin (Dewa Bulan)Samas (Dewa matahari)
- Ereskigal (Dewa Kematian)
Di jelaskan pula, bahwa masyarakat Mesopotamia harus selalu memenuhi kewajibannya kepada Dewa, yaitu:
- Memberikan Dewa Rumah ( kuil )
- Patung dewa harus berpakaian mahal
- Harus mengelolah tanah dan memasak untuk para Dewa dari jagung dan buah-buahan yang dittanam di tanah kuil dan kebun.
- Harus merayakan Festival untuk menyengakan para dewa
Salah satu kepercayaan agama Sumeria adalah bahwa kehidupan dibumi adalah kehidupan hakiki, tidak ada kebahagiaan dan kesenangan setelah dibumi. Sementara kehidupan kedua mirip dengan kematian sekalipun bukan kematian yang sebenarnya, kehidupan tersebut adalah tempat kembali setiap manusia, tidak ada perbedaan antara yang baik dengan yang jahat siapapun tidak dapat mengelak hal itu, kecuali Dewa.
Kepercayaan bangsa Sumeria ini terus berkembang dan dianut oleh masyarakat yang tinggal di daerah Mesopotamia. Tetapi ketika bangsa Persia menguasai daerah Mesopotamia, berkembanglah ajaran agama Persia. Kitab Suci Awesta ini merupakan firman-dewa dengan perantara nabi diturunkan kepada bangsa Persia.
-
Pemerintahan (Politik)
Sejak peradaban Mesopotamia berkembang, banyak terjadi persaingan atau perebutan kekuasaan, yang mana tejadi konflik internal antar bangsa (rumpun). Mulai dari pemimpin kekuasaan bangsa Sumeria, terus dikalahkan oleh bangsa Akkadia, dan setelah Akkadia berkuasa, terkalahkan oleh bangsa Babilonia.
Namun ketika Babilonia kehilanggan pemimpin yang kuat, maka terkalahkan oleh bangsa Asyri, tak lama akhirnya Babilonia mampu untuk menguasai Mesopotamia kembali dengan sedikit perubahan nama menjadi Babilonia Baru. Masa kejayaan bangsa Babilonia yaitu pada masa kepemimpinan Raja Hamurabbi.
Selain sebagai raja, Hamurabbi juga seorang pemimpin agama masyarakat Babilonia. Ia senantiasa memerintahkan kaumnya untuk menaati aturan yang telah ditetapkan demi berjalannya roda kehidupan dan pemerintahan.
Sejak awal pemerintahannya, Hammurrabbi telah memeperkenalkan sistem hukuman dalam kehidupan masyarakat yang peraturannya didasarkan pada nilai-nilai tradisional.
Hukum tersebut lebih dikenal sebagai hukum Hammurrabbi yang ditulis pada prasasti batu yang tingginya kurang lebih 2,5 meter dan ditempatkan ditengah-tengah ibu kota Babilonia.Hukum tersebut merupakan hokum tertulis pertama di dunia. Kitab Undang-Undang Hammurabi ini sebagai “sebuah monumen kebijaksanaan dan keadilan”.
Dalam hukum itu tertulis tentang peraturan-peraturan yang menyangkut bidang pertanian, perdagangan, agama, pemerintahan, dan kemasyarakatan. Hukum itu terdiri dari 300 pokok UU. Pada setiap bagian tercantum jenis-jenis pelanggaran dan hukumannya. Hukum tersebut dijalankan dengan tegas dan keras sehingga tercipta suatu keadaan yang aman.
Hukum Hammurabi menggambarkan tentang struktur ideal masyarakat Babilonia Lama. Diatas adalah raja, yang merupakan penguasa segala sesuatu dikerajaannya. Kemudian dibawahnya terdapat tiga kelas sosial, awilum (bangsawan), mushkenum (rakyat biasa), dan wardum (budak). Kesemuanya memiliki tingkatan hukum yang berbeda menurut tingkat masyarakat yang ada.
-
Masyarakat (Sosial-Budaya)
Daerah daerah di sekitar daerah Mesoptamia didiami oleh bangsa-bangsa yang termasuk rumpun bangsa semit. Kehidupannya bersifat seminomadik. Mereka Hidup dari beternak dan berdagang, namun setelah mendapat tanah–tanah yang subur, mereka mulai hidup dari hasil pertanian (sudah mengenal sistem irigasi). Para pedagang dapat melakukan aktivitas perdagangannya melalui sungai Eufrat dan Tigris.
Kira kira tahun 3000 SM, daerah Mesopotamia didiami oleh bangsa Sumeria. Orang-orang Mesopotamia Lebih banyak bertempat tinggal pada kota kota besar dan juga pada ibu kotanya yang bernama Uruk (Ur). Bangsa Sumeria telah mengenal ilmu hitung, lingkaran 360 derajat, dan bangunan dari tanah liat yang dikeringkan dengan panas matahari.
Daerah ini (Mesopotamia) juga merupakan lalu lintas perdagangan yang strategis antara Laut Tengah dan Sungai Shindu. Dengan demikian aktivitas perdagangan di Mesopotamia sangat ramai. Begitu pula sistem pertanian dijalankan dengan baik dan sudah terdapat irigasi yang teratur, hasil utamanya yaitu gandum dan kapas.
Mesopotamia merupakan peradaban pertama di dunia. Yang mana wilayah ini memiliki lima imperial :
- Sumeria, bangsa yang pertama kali memasuki dan menakhlukkan wilayah Mesopotamia. Masa ini sudah mempunyai tatanan kepemerintahan yang terkoordinir, masyarakat yang hidup dengan cara bertani, dan sudah mengenal tulisan. Tulisan dari bangsa Sumeria disebut dengan “Tulisan Paku”.
- Akkadia, bangsa yang telah mengalahkan kekuasaan bangsa Sumeria dan mengadopsi budaya bangsa Sumeria, sehingga muncullah kebudayaan baru yakni “Sumer Akkad” yang berbahasa Semit.
- Babilonia, masa puncak kejayaan Babilonia yaitu pada masa Raja Hammurabi. Hammurabi yang pertama kali mencetuskan sebuah Undang-Undang yang mengatur tatanan hidup masyarakat pada waktu itu atau “Codex Hammurabi”.
- Asyiria, pada millennium ke-2 SM bangsa Assyria tampil sebagai kekuatan politik terbukti ketika mereka barhasil menundukkan bangsa Mitanni, Hitties, Alcahien. Tukulti-Ninurta I, termasuk salah satu raja Assyiria yang paling terkemuka terutama ketika memerangi Babylon. Namun ketika bangsa Asyiria lengah, Babilonia mudah untuk merebut dan menguasai wilayah Mesopotamia kembali. Namun bukan lagi disebut dengan Imperial Babilonia melainkan “Babilonia Baru”.
Wilayah Mesopotamia berkembang dengan maju. Hingga mampu untuk menciptakan suatu tatanan masyarakat yang terkondisirkan. Kepercayaan yang dianut yaitu politeisme, mempercayai Dewa-Dewa, namun di balik itu ada dewa yang tertinggi yaitu “Dewa Marduk” atau Dewa Matahari.
Peninggalan dari peradaban ini sebagian masih ada dan terlestarikan, sebagian juga ada yang mengalami evolusi sesuai dengan perkembangan zaman. Tak bisa di pungkiri lagi bahwa ilmu yang telah kita dapat adalah evolusi dari pemikiran dan kerja keras masyarakat peradaban. Yakni munculnya pengetahuan berasal dari peradaban Mesopotamia.
Hasil Peninggalan Peradaban Mesopotamia
1. Peninggalan di bidang arsitektur
Salah satu peninggalan peradaban mesopotamia yang sangat mencolok adalah peninggalan sejarah dari segi arsitektur, Hampir semua orang dari bangsa sumeria membangun kotanya menggunakan aturan aturan perkotaan yang sangat terencana, umumnya mereka membuat bangunan dari tanah liat dan batu bata.
Selain itu, ditemukannya ziggurat juga menandai peninggalan peradaban mesopotamia di bidang arsitektur. Ziggurat sendiri merupakan sebuah menara yang terdiri dari beberapa tingka yang dibuat oleh bangsa babilonia kuno. Ziggurat yang paling terkenal hingga saat ini ialah menara barbel yang memiliki ketinggian hingga 90 meter. Fungsi dari bangunan ini adalah untuk menambah keindahan kota serta menjadi mercusuar bagi pedagang sekitar yang hendak menuju ke kota babilonia.
Selain itu, peinggalan mesopotamia yang sangat menarik terkait arsitektur ialah pembuatan taman gantung. Taman ini dibuat pada era babilonia baru, dibawah kepemimpinan raja bangsa khaldea. Sebagai peninggalan sejarah, taman ini dibuat menyerupai taman yang sedang menggantung jika dilihat dari kejauhan. Taman gantung ini memiliki bentuk menyerupai podium yang ditanami pepohonan, rumput, hingga bunga bungan dan berdiri diatas bukit buatan. Selain itu, terdapat aliran air terjun buatan yang berasal dari sungai Eufrat yang membuat taman ini menjadi lebih indah pada masanya. Sebagai tambahan, peninggalan peradaban mesopotamia ini dipersembahkan raja babilonia kepada istrinya.
2. Peninggalan di bidang kebudayaan
Salah satu hasil budaya mesopotamia adalah penggunaan bahasa komunikasi, bangsa sumeria umumnya menggunakan abjad berupa huruf paku. Hal ini diperkuat dengan temuan prasasti yang berisi tata aturan, hukum, serta undang undang yang mengatur kerajaan yang seluruh bahasanya menggunan huruf paku.
3. Peninggalan di bidang ilmu pengetahuan
Peninggalan peradaban mesopotamia yang tidak kalah hebat dari bangsa lain adalah di bidang ilmu pengetahuannya. Bangsa khaldea merupakan salah satu bangsa yang pada saat itu telah mengembangkan astronomi dan astrologi. Mereka percaya bahwa bintang bintang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa depan.
Masih pada bidang ilmu pengetahuan, bangsa sumeria juga memiliki peninggalan yang masih kita terapkan hingga saat ini yaitu sistem kalender atau penanggalan. Mereka mampu membagi minggu menjadi tujuh hari, dan satu hari menjadi duabelas jam secara ganda (12 jam siang, 12 jam malam). Selain itu, bangsa sumeria juga menggunakan sistem kalender tahunan yang setiap tahunnya terdiri dari 360 hari. Inilah yang menjadi peninggalan peradaban mesopotamia yang masih tetap kita terapkan.
Lain halnya dengan bangsa sumeria, bangsa assyria memberikan peninggalan sejarah berupa perpustakaan tertua di dunia yakni perpustakaan niniveh. Perpustakaan ini menyimpan berbagai buku buku pengetahuan yang berbentuk lempengan tanah liat. Selain itu, bangsa assyria lah yang telah menyempurnakan huruf paku setelah disederhanakan oleh bangsa persia. Kerajaan assyria juga telah menemukan berbagai obat obatan dan mengembangkan ilmu kedokteran. Hal ini ditandai dengan budaya mereka yang lebih mementingkan kesehatan para tentaranya.
4. Sistem kalendar
Sistem penanggalan yang kita gunakan sekarang sangat dipengaruhi oleh peradaban mesopotamia. Di Mesopotamia pertama kali dilakukan pembagian 1 tahun menjadi 365 hari, atau 12 bulan. Kemudian hari ini dibagi dalam sistem minggu menjadi 7 hari dalam seminggu. Satu hari kemudian dibagi menjadi 24 jam sehari, dan tiap jam dibagi menjadi 60 menit, dengan 1 menit setara dengan 60 detik.
Pembagian dengan kelipatan 6 (24, 12, dan 60) ini dilakuakn oleh ilmuwan Mesopotapia untuk memudahkan perhitungan dan pembagian.
5. Busana
Kaftan adalah baju yang terbuat dari kain-kain longgar yang dibuat sesuai dengan kondisi Mesopotamia yangterik dan panas. Kaftan merupakan satu warisan Peradaban Mesopotamia yang muncul sejak sekitar 4000 tahun yang lalu dan menjadi bentuk dasar bagi bentuk dan model pakaian khas masyarakat Timur Tengah hingga saat ini.
6. Irigasi di sugai Eufrat dan Tigris
Pertumbuhan peradaban ini ditunjang oleh kedua sungai yang sangat subur, sehingga menunjang pertanian dan peradaban yang kompleks. Hal ini semakin ditunjang dengan adanya irigasi agar air dapat didistribusikan ke wilayah yang jauh dari sungai. Perawatan irigasi agar tidak dangkal akibat sedimentasi dan pembagian air yang adil mendorong terbentuknya pemerintahan pertama di Mesopotamia.
7. Sistem penulisan cuneiform
Di Sumeria, sistem tulis menulis berupa Cuneiform atau tulisan garis di lempengan tanah liat mulai dikembangkan pada akhir millennium ke 4 sebelum Masehi (sekitar tahun 3500-3000 SM).
Sistem ini digunakan untuk mencatat pesan, transaksi, hukum dan ajaran agama, dalam medium tablet tanah liat.
Demikian Penjelasan Materi Tentang Sejarah Peradaban Mesopotamia Terlengkap
Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi
The post Peradaban Mesopotamia first appeared on PAKDOSEN.CO.ID.
ARTIKEL PILIHAN PEMBACA :
Comments
Post a Comment