Mungkin beberapa waktu yang lalu Anda sedang mencari artikel tentang Rumah Adat Bali di internet dan dari sekian banyak situs yang menyediakan informasi tersebut, Anda memilih untuk berkunjung ke situs ini, maka Anda sudah membuat keputusan yang tepat, karena kita memang akan mengupasnya. Baiklah langsung disimak saja yuk.
Ulasan Lengkap Rumah Adat Bali
Rumah adat Bali hingga saat ini masih bisa dengan mudah dijumpai di berbagai tempat di pulau Bali.
Rumah adat tersebut masih banyak dipertahankan hingga sekarang karena memang selain digunakan sebagai tempat tinggal, rumah adat ini juga digunakan sebagai tempat untuk beribadah.
Selain itu, rumah adat tersebut juga menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara.
Daftar Rumah Adat Bali
Rumah adat Bali pada umumnya dikenal dengan sebutan Gapura Candi Bentar.
Namun ternyata, Gapura Candi Bentar hanyalah sebagian kecil dari rumah adat yang ada di Bali sendiri.
Berikut ini beberapa bangunan rumah adat di Bali selain Gapura Candi Bentar:
1. Angkul-Angkul
Angkul-angkul merupakan bangunan rumah adat yang memiliki bentuk seperti gapura dan berfungsi sebagai pintu masuk.
Yang membedakan angkul-angkul dengan gapura lainnya adalah adanya atap di bagian atas bangunan ini.
2. Aling-Aling
Bangunan rumah adat Aling-aling ini merupakan bangunan yang dominan digunakan sebagai pembatas antara angkul-angkul dengan pekarangan ruangan atau yang biasa disebut dengan tempat suci.
Aling-aling juga memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat bali yaitu bangunan tersebut akan menolak hal-hal negatif yang akan masuk dan menarik hal-hal positif untuk masuk kedalam rumah tersebut.
3. Sanggah
Bangunan rumah adat sanggah yaitu bangunan suci yang mana biasanya terletak di bagian ujung timur laut dari halaman rumah adat tersebut.
Fungsi dari bangunan ini adalah sebagai tempat untuk beribadah umat hindu bagi keluarga besar pemilik rumah adat tersebut maupun bagi tamu yang datang.
4. Bale Manten
Bangunan adat Bale Manten merupakan tempat khusus bagi anak perempuan, kepala keluarga, dan juga bagi pengantin baru.
Didalam ruangan tersebut biasanya terdapat satu atau dua buah bale (ranjang tidur).
Selain digunakan sebagai tempat khusus untuk pengantin baru, tempat ini juga biasa digunakan untuk menyimpan barang yang berharga.
Bale Manten ini pada umumnya ditempatkan di bagian timur halaman komplek rumah adat.
Bagian-Bagian Rumah Adat Bali
Rumah tradisional Bali memiliki beberapa bagian yang memiliki fungsi berbeda-beda.
Berikut adalah bagian-bagian rumah adat Bali:
1. Penginjeng Karang
Penginjeng Karang merupakan sebuah tempat yang digunakan sebagai tempat untuk pemujaan yang khusus menjaga pekarangan, dan bukanlah sebagai tempat ibadah utama.
Bangunan ini biasanya terletak dibagian depan rumah, dan terdapat waktu tersendiri untuk melakukan pemujaan.
2. Bale Gede
Bale gede atau yang juga disebut dengan Bale Adat ini merupakan tempat untuk berkumpul keluarga besar dan menyambut tamu.
Selain itu tempat ini juga biasa digunakan untuk melakukan pertemuan antar kepala adat atau kepala suku.
3. Bale Dauh
Bale Dauh merupakan ruangan khusus yang digunakan untuk anak lelaki, dimana bagian ini biasanya ditempati oleh anak laki-laki yang ada di rumah adat tersebut.
Tempat ini juga tidak jarang digunakan sebagai ruangan kerja dan tempat pertemuan pekerjaan.
Bale Dauh juga digunakan oleh putra laki-laki sebagai tempat beristirahat atau kamar tidur.
4. Bale Manten
Dari namanya saja mungkin kalian sudah bisa menebak bahwa bagian ini merupakan tempat untuk pengantin.
Bangunan ini memang merupakan bangunan khusus yang diperuntukkan untuk anak perempuan dan juga pengantin barunya.
5. Pura Keluarga
Pura Keluarga atau yang dikenal dengan pamerajaan merupakan sebuah pura yang digunakan untuk beribadah.
Para penghuni rumah biasanya melakukan pemujaan dan berdoa di Pura tersebut.
6. Paon
Paon atau dapur merupakan tempat yang digunakan untuk memasak.
Jadi bangunan rumah adat tersebut memiliki bangunan tersendiri yang digunakan sebagai dapur.
Ruangan ini biasanya terdapat dibagian paling belakang komplek rumah adat.
7. Lumbung
Lumbung merupakan tempat penyimpanan khusus atau gudang yang digunakan untuk menyimpan berbagai bahan pangan.
Misalnya saja padi, jagung, beras, dan bahan pangan utama lainnya.
Bangunan ini biasanya terletak dibagian belakang dan tidak jauh dari bangunan dapur.
Keunikan Rumah Adat Bali
Rumah adat di Bali memiliki beberapa keunikan yang membuatnya berbeda dengan rumah adat Indonesia lainnya.
Keunikan tersebut, juga mengandung berbagai filosofi kehidupan tersendiri bagi masyarakat Bali.
1. Adanya Gapura Sebagai Pintu Masuk
Rumah adat ini pada umumnya memiliki pintu masuk yang bernama Gapura Candi Bentar.
Gapura tersebut dibangun untuk menambah nilai estetika pada rumah adat Bali dengan detail yang sangat bagus.
Bangunan Gapura Candi Bentar ini pada umumnya memiliki beberapa anak tangga dan tidak memiliki atap di atasnya.
2. Pagar Tembok Tidak Hanya Sebagai Pembatas
Kompleks rumah adat Bali biasanya dibangun didalam pagar tembok yang cukup rapat.
Hal tersebut karena memang masyarakat Bali mempercayai bahwa pagar tembok tersebut dapat melindungi mereka dari roh jahat.
Pagar tersebut dibangun tidak terlalu tinggi namun tetap bisa melindungi privasi yang ada di dalam kompleks tersebut.
Pagar tembok ini dibuat dengan menggunakan material batu bata ekspos atau batu candi.
3. Hunian Rumah Adat yang Dibuat Komplek
Keunikan lain dari rumah tradisional Bali yaitu hunian tersebut dibuat seperti kompleks.
Dimana terdapat beberapa bangunan terpisah dan masing-masing bangunan memiliki fungsi yang berbeda.
Untuk tata ruangnya sendiri, rumah adat ini menganut konsep kosmologis dan juga falsafah kepercayaan antara manusia dengan tuhan, manusia dengan manusia lain, dan manusia dengan alam.
Aturan tata letak tersebut ternyata sudah diatur didalam kitab suci Weda dan dikenal dengan sebutan Asta Kosala Kosali.
4. Tata Letak Ruangan Berdasarkan Arah Mata Angin
Keunikan lainnya yaitu dalam pengaturan tata letak bangunan yang berdasarkan atas mata angin dan hierarki.
Dengan begitu, ruangan yang disucikan akan diletakkan pada sudut utara dan sudut timur.
5. Bangunan yang Akrab dengan Nuansa Alam
Falsafah kepercayaan manusia dengan alam membuat rumah adat Bali ini dibuat dengan mengadopsi konsep yang akrab dengan nuansa alam.
Rumah adat ini pada umumnya memiliki halaman yang cukup luas agar penghuni rumah tersebut terdorong untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan alam.
Lalu pada desain atap biasanya terdapat fitur tingkap atau tambahan ruang antara atap dan dinding.
Hal tersebut bertujuan agar sirkulasi udara bisa lancar dan penghuninya bisa merasakan sejuknya udara alami.
Filosofi Rumah Adat Bali
Masyarakat Bali memiliki filosofi tersendiri untuk mendirikan rumah adat Bali.
Filosofi tersebut yaitu sebuah dinamika di dalam kehidupan yang akan tercapai ketika terdapat sebuah hubungan harmonis antara aspek pawongan, palemahan, dan parahyangan.
Pawongan disini memiliki arti hubungan antar manusia, palemahan berarti hubungan antara penghuni dan alam, dan parahyangan berarti hubungan antara pemilik rumah dengan roh suci atau dewa.
Karena itulah, di dalam membuat rumah tradisional Bali harus memiliki ketiga aspek tersebut yang juga dikenal dengan “Tri Hita Karana”.
Selain itu, rumah adat ini juga penuh dengan dekorasi seperti ukiran, peralatan, dan elemen warna.
Dekorasi tersebut bagi masyarakat Bali memiliki filosofi khusus yaitu untuk mengekspresikan keindahan dan wujud komunikasi dengan alam.
Material Bangunan Rumah Adat Bali
Pembangunan rumah adat ini menggunakan material berbeda yang biasanya dikarenakan oleh keadaan sosial atau ekonomi.
Bagi masyarakat biasa, biasanya mereka membangun rumah adat dengan menggunakan peci yang terbuat dari tanah liat.
Namun bagi bangsawan, mereka biasanya menggunakan material bata yang ditumpuk untuk dijadikan sebagai pondasinya.
Ragam Dekorasi Rumah Adat Bali
Rumah adat Bali memang dipenuhi dengan hiasan, seperti pahatan dan ukiran yang berbentuk manusia, tumbuhan, maupun binatang.
Ragam ukiran dan hiasan yang terdapat di rumah tradisional Bali diantaranya yaitu:
- Keketusan
Keketusan yaitu motif tumbuhan dengan daun lebar dan bunga yang lebar. Hiasan ini biasanya ditempatkan di tempat yang luas.
Jenis dari keketusan cukup beragam, seperti keketusan wangsa, bun-bun, bunga tuwung, dan sebagainya. - Kekarangan
Kekarangan yaitu pahatan yang memiliki motif karangan seperti tumbuhan lebat dengan daun yang terurai.
Hiasan tersebut biasanya dipahatkan di bagian sudut batasan sebelah atas yang juga disebut dengan karang simbar. - Pepatran
Pepatran yaitu hiasan dengan motif bunga. Contohnya patra sari yang biasanya ditempatkan di bidang sempit seperti tiang-tiang.
Kesimpulan
Rumah adat Bali biasanya dibangun seperti kompleks, dimana di dalamnya terdiri dari berbagai macam bangunan dengan fungsi yang berbeda.
Seperti bangunan Angkul-angkul, Bale Manten, Bale Gede, Bale Dauh, Sanggah, Lumbung, Paon, dan lain sebagainya.
The post Rumah Adat Bali appeared first on Yuksinau.
ARTIKEL PILIHAN PEMBACA :
Comments
Post a Comment