Basa-basinya garing ya? hehehe, harap dimaklumi yah, karena admin lagi agak ngantuk, semalam abis begadang di tempat Teteh Yuli yang kemarin baru nyunatin anaknya. Berhubung banyaknya inbok yang masuk menanyakan tentang Kata Baku maka dengan sangat senang hati admin akan membahasanya. Nah, sambil seruput kopi, yuk simak ulasan lengkapnya dibawah ini.
Pembabaran Lengkap Kata Baku
Selamat datang di Pakdosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Kata Baku? Mungkin anda pernah mendengar kata Kata Baku? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, ciri, syarat, penyebab, macam, fungsi dan contoh. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.
Pengertian Kata Baku
Kata baku adalah kata yang cara pengucapannya atau penulisannya sesuai dengan kaidah yang dibakukan. Kaidah standar yang dibakukan terebut dapat berupa pedoman Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), tata bahasa baku, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dan kamus umum.
Ciri-Ciri Kata Baku
Berikut ini adalah beberapa ciri-cir kata baku yaitu:
- Bukan merupakan ragam bahasa percakapan.
- Sesuai dengan konteks kalimat yang dipakai.
- Tidak terkontaminasi dan tidak rancu.
- Pemakaian imbuhan secara eksplisit.
Syarat-syarat Kalimat Baku
Berikut ini adalah beberapa syarat-syarat kata baku yaitu:
- Logis.
- Tidak ada unsur sia-sia (kata tidak diulang-ulang).
- Tidak terpengaruh bahasa daerah.
- Subyek jelas.
Penyebab Ketidakbakuan Kalimat
Berikut ini adalah beberapa penyebab ketikbakuan kalimat yaitu:
1. Pelesapan imbuhan
2. Pelesapan awalan
Awalan yang sering dilesapkan mengakibatkan kalimat yang terbentuk menjadi tidak baku ialah me- , men-, ber-, dan di-.
Contoh :
- Awalan Me-/Men-
Polisi terus mengusut kasus pembunuhan Sumanto. (Baku) Polisi usut terus kasus pembunuhan sumanto. (Tidak Baku)
- Awalan Ber-
Andi ingin bertanya tentang sesuatu. (Baku) Andi ingin tanya tenteng sesuatu. (Tidak Baku)
- Awalan di-
Seorang pencuri dihukum satu tahun. (Baku) Seorang pencuri hukum satu tahun. (Tidak Baku)
3. Pelesapan Akhiran
Ada dua akhiran yang penggunaanya dilesapkan, yaitu akhiran -kan dan -i. yang bisa mengakibatkan kalimat menjadi tidak baku.
Contoh:
- Akhiran –kan
Mereka memperlihatkan kebaikannya. (Baku) Mereka memperlihat kebaikannya (Tidak baku)
- Akhiran –i
Kami saling mencintai. (Baku) Kami saling mencinta. (Tidak Baku)
4. Pemborosan Penggunaan Kata
Pemborosan kata di mana, daripada, di dalam, dalam, kepada, dari, maka,
Contoh :
Tempat ditemukannya benda itu sudah dicatat. (Baku)
Tempat di mana ditemukannya benda itu telah dicatat. (Tidak Baku)
Peta itu merupakan bagian kabupaten Gresik. (Baku)
Peta itu merupakan bagian daripada kabupaten Gresik. (Tidak Baku)
Anak itu menulis karangan. (Baku)
Anak itu menulis dalam karangan. (Tidak Baku)
Hadirin dimohon berdiri. (Baku)
Kepada hadirin dimohon berdiri. (Tidak Baku)
Hasil selama lima tahun menunjukkan bahwa jumlah kendaraan dan Kota Gresik melebihi fasilitas jalan. (Baku)
Dari hasil selama lima tahun menunjukkan bahwa jumlah kendaraan dan Kota Gresik melebihi fasilitas jalan. (Tidak Baku)
Dengan ini kami sampaikan data seorang ibu dari kelurahan kota baru. (Baku)
Maka dengan ini kami haturkan data seorang ibu dari kelurahan kota baru. (Tidak Baku)
5. Ketidaktepatan pemilihan kata
6. Penggunaan kata bahasa Jawa
7. Penggunaan kata yang termasuk ragam tidak baku
Contoh :
Ia sedang membuat rak buku. (Baku) Ia sedang membikin rak buku. (Tidak Baku)
8. Kesalahan Pembentukan Kata
9. Ketidaktepatan Penggunaan bentuk – nya
Contoh :
Atas bantuan saudara , kami ucapkan terima kasih. (Baku) Atas bantuannya, kami ucapkan terima kasih. (Tidak Baku)
10. Penggunaan Konjungsi Ganda
Contoh :
Karena sakit ia tidak masuk kelas (Baku)
Karena sakit . Maka ia tidak masuk kelas (Tidak Baku)
Meskipun kita tidak berperang , kita harus waspada. (Baku)
Meskipun kita tidak berperang , tetapi kita harus waspada. (Tidak Baku)
Walaupun keringat membasahi seluruh badan , ia tetap bekerja. (Baku)
Walaupun keringat membasahi seluruh badan , namun ia tetap bekerja. (Tidak Baku)
11. Kesalahan Ejaan
Macam-macam Kata Baku
Berikut ini adalah macam-macam kata baku yaitu:
-
Baku dari Segi Lafal
Lafal baku bahasa Indonesia adalah lafal yang tidak “menampakkan” lagi ciri-ciri bahasa daerah atau bahasa asing. Lafal yang tidak baku dalam bahasa lisan pada gilirannya akan muncul pula dalam bahasa tulis karena penulis terpengaruh oleh lafal bahasa lisan itu.
Contoh: Enem = Enam
Gubug = Gubuk
Dudu = Duduk
-
Baku dari Segi Ejaan
Ejaan bahasa Indonesia yang baku telah diberlakukan sejak 1972. Nama Ejaan Bahasa Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (disingkat EYD). Oleh karena itu, semua kata yang tidak ditulis menurut kaidah yang diatur dalam EYD adalah kata yang tidak baku. Yang ditulis sesuai dengan aturan EYD adalah kata yang baku.
Contoh :
No |
Kata Baku |
Kata Nonbaku |
1. |
Aktif |
aktip, aktive |
2. |
Alquran |
Al-Quran, Al-Qur’an, Al Qur’an |
3. |
Apotek |
Apotik |
4. |
Azan |
Adzan |
5. |
Cabai |
cabe, cabay |
6. |
Daftar |
Daptar |
7. |
Doa |
do’a |
8. |
Efektif |
efektip, efektive, epektip, epektif |
9. |
Elite |
Elit |
10. |
|
email, imel |
11. |
Februari |
Pebruari, February |
12. |
Foto |
Photo |
13. |
Fotokopi |
foto copy, photo copy, photo kopi |
14. |
Hakikat |
Hakekat |
15. |
Ijazah |
ijasah, izajah |
16. |
Izin |
Ijin |
17. |
Jadwal |
Jadual |
18. |
Jumat |
Jum’at |
19. |
Karena |
Karna |
20. |
Karismatik |
Kharismatik |
21. |
Kreatif |
kreatip, creative |
22. |
Lembap |
Lembab |
23. |
Lubang |
Lobang |
24. |
Maaf |
ma’af |
25. |
Makhluk |
Mahluk |
26. |
Mukjizat |
mu’jizat |
27. |
Napas |
Nafas |
28. |
Nasihat |
Nasehat |
29. |
Objek |
Obyek |
30. |
Provinsi |
propinsi, profinsi |
-
Baku dari Segi Gramatikal
Secara gramatikal kata – kata baku ini harus dibentuk menurut kaidah –kaidah gramatika.
Contoh : Beliau ngontrak rumah di Gresik.
Gubernur tinjau daerah longsor.
Tolong bikin bersih ruangan ini.
-
Baku dari Segi Nasional
Kata-kata yang masih bersifat kedaerahan, belum bersifat “nasional” hendaknya jangan digunakan dalam karangan ilmiah. Kalau kata-kata dari bahasa daerah itu sudah bersifat nasional, artinya, sudah menjadi bagian dari kekayaan kosakata bahasa Indonesia boleh saja digunakan.
Contoh : Lempeng = Lurus
Semrawut = Kacau
Mudun = Turun
Ngomong = Bicara, dll.
Fungsi Kata Baku
Berikut ini adalah beberapa fungsi dari kata baku yaitu:
- Fungsi pemersatu yaitu bahasa baku mempersatukan makna menjadi satu masyarakat bahasa dan dapat meningkatkan proses identifikasi penutur orang seorang.
- Fungsi pemberi kekhasan yaitu membedakan bahasa itu dari bahasa yang lain. Misalnya bahasa Indonesia berbeda dengan bahasa Malaysia atau bahasa Melayu Singapura dan Brunei Darussalam. Dengan kata lain, bahasa Indonesia dianggap sudah jauh berbeda dari bahasa Melayu Riau, Johor yang menjadi induknya.
- Fungsi pembawa wibawa.Pemilihan bahasa baku membawa satu wibawa atau prestasi seseorang. Fungsi pembawa wibawa berkaitan dengan usaha orang seorang untuk mencapai kesederajatan dengan peradaban lain.
- Fungsi kerangka acuan yaitu untuk menerapkan pemakaiannya itu, dan kaidah menjadi dasar benar tidaknya pemakaian bahasa itu. Oleh karena itu, kumpulan unsur bahasa yang disebut kosakata perlu adanya pembakuan, misalnya cewek, nggak, dan entar. Kata-kata itu sudah menjadi bagian kosakata Indonesia, tetapi tidak termasuk ke dalam kelompok yang baku. (Tata bahasa Baku, 1993:13–21)
Contoh-contoh Kata Baku
Masuknya kata-kata yang digunakan adalah kata-kata umum yang sudah lazim digunakan atau yang perekuensi penggunaanya cukup tinggi.Kata-katayang belum lazim atau masih bersifatkedaerahan sebaiknya tidak digunakan, kecuali dengan pertimbangan- pertimbangan khusus. Misalnya:
Bahasa Baku Bahasa Tidak Baku
- cantik sekal cantik banget
- lurus saja lempeng saja
- masih kacau masih sembraut
- uang duit
- tidak mudah enggak gampang
- diikat dengan kawat diikat sama kawat
- bagaimana kabarnya gimana kabarnya
Demikian Penjelasan Materi Tentang Kata Baku: Pengertian, Ciri, Syarat, Penyebab, Macam, Fungsi dan Contoh Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi.
The post Kata Baku first appeared on PAKDOSEN.CO.ID.
ARTIKEL PILIHAN PEMBACA :
Comments
Post a Comment