Basa-basinya garing ya? hehehe, harap dimaklumi yah, karena admin lagi agak ngantuk, semalam abis begadang di tempat Teteh Yuli yang kemarin baru nyunatin anaknya. Berhubung banyaknya inbok yang masuk menanyakan tentang Proses Pembentukan Tulang maka dengan sangat senang hati admin akan membahasanya. Nah, sambil seruput kopi, yuk simak ulasan lengkapnya dibawah ini.
Pembabaran Lengkap Proses Pembentukan Tulang
Selamat datang di Dosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Osifikasi? Mungkin anda pernah mendengar kata Osifikasi? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, proses, ciri, tahapan, struktur, fungsi dan penyakit. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.
Pengertian Proses Pembentukan Tulang (Osifikasi)
Beberapa tulang yang mengorganisasikan rangka tubuh manusia saat kita bayi yakni sekitar 270 tulang. Akan tetapi, sesudah ketika kita dewasa jumlah tulang tersebut akan menyusut sekitar 206 tulang. Walaupun jumlah tulang saat kita bayi lebih banyak, tetapi biasanya tulang bayi belum berperan dengan komplet untuk membantu tubuhnya. Tulang bayi harus melewati proses pembentukan tulang (osifikasi) supaya bisa berperan seperti semestinya. Lebih kompletnya, Osifikasi ialah prosedur dimana organ mesenkim dan kartilago diganti berupa tulang selama perkembangan.
Prosedur pembentukan tulang berlangsung pada masa embrio. Saat, masih dalam bentuk embrio, rangka tubuh terdiri atas tulang rawan yang terjadi dari organ-organ mesenkim. Proses pembentukan tulang berlangsung secara berkepanjangan dan menimbulkan meningkat besarnya ukuran tulang. Organ yang berfungsi dalam proses pembentukan tulang ialah osteoblas dan osteoklas. Osteoblas ialah sel pembentuk tulang keras yang ada dalam tulang rawan, osteoblas tersebut menyimpan membran disekitarnya dengan membentuk organ tulang secara konsentris. Setiap organ tulang akan mengitari pembuluh darah dan serat saraf membentuk sistem Havers. Selanjutnya, di sekitar tulang tersebut akan terwujud larutan protein pembentuk kerangka tulang yang akan memadat karena terbentuk garam kapur dan garam fosfat.
Proses Pembentukan Tulang (Osifikasi)
Berikut ini terdapat 2 proses pembentukan tulang (osifikasi) yakni sebagai berikut:
1. Osifikasi Intramembran
Osifikasi intramembran tersebut berlangsung saat selaput menyerabut diubah oleh membran tulang. Osifikasi intramembran hanya berlangsung di tulang pipih spesifik. Berikut ini terdapat beberapa langkah-langkah osifikasi intramembran antara lain:
- Tulang spons mulai meningkat di inti osifikasi yakni lokasi dalam selaput.
- Sumsum tulang merah terwujud dalam jaringan spons, disertai dengan pembentukan tulang keras pada bagian luarnya.
2. Osifikasi Endokondral
Proses tersebut berlangsung saat tulang rawan hilang dan diubah oleh membran tulang. Osifikasi endokondral berlangsung pada separuh besar tulang tubuh. Berikut ini terdapat beberapa langkah-langkah osifikasi endokondral antara lain:
- Pada inti proses pembentukan tulang primer, tulang rawan hialin remuk dengan membentuk rongga.
- Kuntum periosteum yang terdiri atas osteoblas, osteklas, sumsum merah, saraf dan pembuluh darah limfa mendatangi rongga. Osteoblas memperoleh membran tulang spons.
- Osteoklas membelah membran tulang spons yang baru terwujud lalu menata rongga medula. Rongga medula akan semakin besar saat menjejaki penyaluran inti osifikasi primer pada bagian ujung tulang.
- Tulang rawan akan diubah oleh membran tulang keras pada bagian luar tulang.
- Inti osifikasi sekunder terwujud dibagian epifisis dalam tulang panjang. Kuntum periosteum terwujud, tetapi membran tulang spons yang kemudian meningkat tidak diubah oleh rongga medula.
- Tulang rawan yang tertinggal di luar epifisis akan membentuk tulang rawan persendian. Sementara tulang rawan yang tertinggal diantara inti peningkatan osifikasi primer dan sekunder yang akan membesar membentuk pipih epifisis.
Ciri-Ciri Otot Rangka
Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri otot rangka yaitu:
- Kebolehujaan (irritability/excitability)
Kemampuan otot bergerak balas pada rangsangan dengan mudah dan cepat.
- Kebolehkuncupan (contractibility)
Kemampuan otot untuk memendek apabila menerima rangsangan.
- Kebolehpanjangan (extensibility)
Kemampuan otot untuk memanjang melebihi panjang asal.
- Kebolehanjalan (elasticity)
Kemampuan otot untuk kembali semula kepada panjang asal selepas memendek atau memanjang.
Tahapan Osifikasi pada Tulang Pipa
Proses osifikasi pada tulang pipa terjadi dalam beberapa tahap, yaitu:
- Penulangan diawali dari tulang rawan yang banyak mengandung osteoblas. Bagian yang paling banyak mengandung osteoblas adalah epifisis dan diafisis.
- Terjadi perkembangan pusat osifikasi primer yang disertai dengan perluasan bone collar.
- Pada bagian sentral tulang terjadi perombakan sel-sel tulang (reabsorpsi tulang) sehingga pembuluh darah mulai masuk dan terbentuk rongga sumsum tulang.
- Pembentukan pusat osifikasi sekunder muncul pada setiap epifisis. Osifikasi sekunder ini menyebabkan pemanjangan tulang.
Pembentukan tulang pipa sanggup dijabarkan melalui beberapa tahapan dimulai dari pembentukan tulang rawan sampai pengerasan matriks pada tulang, Berikut ini tahapan nya yaitu:
1. Pembentukan Tulang Rawan
Tulang rawan atau kartilago dibuat oleh sel-sel mesenkim. Tulang ini tersusun atas sel-sel tulang rawan yang disebut kondrosit. Kondrosit dibuat oleh kondroblas. Pada sentra osifikasi primer pada model tulang rawan, tulang rawan hialin pecah membentuk rongga. Bagian dalam kartilago terisi osteoblas.
2. Pembentukan Sel Tulang
Osteoblas yang mengisi rongga pada kartilago melalui kuncup perisoteum mulai membentuk sel-sel tulang. Sel-sel tulang dibuat secara kosentris dari dalam ke luar. Melalui proses ini, osteoblas menghasilkan jaenteng tulang spons. Jaenteng spons ini nanti akan berganti menjadi rongga medula.
3. Pembentukan Sistem Havers dan Matriks Tulang
Sel-sel tulang mengelilingi suatu pembuluh darah dan serabut saraf membentuk sistem Havers. Di sekeliling sel-sel tulang terbentuk senyawa protein yang akan menjadi matriks tulang. Pembuluh darah pada sistem Havers akan mengangkut zat fosfor dan kalsium ke dalam matriks yang menjadikan matriks mengeras.
4. Pembentukan Rongga Medula
Ketika osteoklas merombak jaenteng tulang spons maka terbentuk rongga medula. Rongga ini akan semakin besar mengikuti penyebaran sentra osifikasi primer ke bab ujung tulang. Pada bab luar tulang, jaenteng tulang rawan digantikan oleh jaenteng tulang.
5. Pembentukan Pusat Osifikasi Sekunder
Pusat osifikasi sekunder terbentuk di bagain ujung atau epifisis. Pada bab tersebut juga terbentuk periosteum yang mengandung osteoblas. Pembuluh darah pada bab sentra osifikasi primer disebut pembuluh darah epifisis. Osifikasi sekunder menjadikan pemantidakboleh tulang.
6. Pembentukan Tulang Rawan Persendian
Tulang rawan persendian terbentuk dari tulang rawan awal yang tersisa di luar epifisis. Di bab epifisis akan terbentuk jaenteng tulang spons dan jaenteng tersebut akan berkembang atau tidak digantikan oleh rongga medula. Di antara kawasan sentra osifikasi primer dan sentra osifikasi sekunder terdapat sisa tulang rawan yang kemudian dikenal sebagai lempeng epifisis.
Struktur Tulang
Berikut ini adalah struktur tulang yaitu:
-
Periosteum
Pada lapisan pertama kita akan bertemu dengan yang namanya periosteum. Periosteum merupakaan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat mlekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dn berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang.
-
Tulang Kompak (Compact bone)
Pada lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan tulang kompak. Tulang ini teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur (Calsium Phospat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi padat dan kuat. Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi. Bayi dan anak-anak memiliki tulang yang lebih banyak mengandung serat-serat sehingga lebih lentur. Tulang kompak paling banyak ditemui pada tulang kaki dan tulang tangan.
-
Tulang Spongiosa (Spongy bone)
Pada lapisan ketiga ada yang disebut lapisan spongiosa. Sesuai dengan namanya tulang Spongiosa memiliki banyak rongga. Rongga tersebut di isi oleh sumsum tulang merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.
-
Sumsum tulang (Bone Marrow)
Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah sumsum tulang. Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum tulang dilindungi oleh tulang spongiosa seperti yang telah dijelaskan di bagian tulang spongiosa. Sumsum tulang berperan penting dalam tubuh kita karena berfungsi memproduksi sel-sel darah yang ada dalam tubuh.
Fungsi Tulang
Berikut ini adalah beberapa fungsi tulang yaitu:
- Menahan jaringan tubuh dan memberi bentuk pada rangka, Misal tulang tengkorak memberi bentuk pada wajah.
- Melindungi organ organ tubuh seperti kranium (tulang otak) melindungi otak, tulang rusuk melindungi jantung dan paru-paru
- Pergerakan, Misal tulang dan otot merupakan alat gerak yang berkaitan erat. Tulang tidak dapat bergerak bila tidak dapat digerakan otot. Karena tulang tidak dapat bergerak dengan sendirinya tanpa bantuan otot sehingga tulang sebagai alat gerak pasif dan otot sebagai alat gerak aktif (karena sebagai penggerak tulang).
- Tempat melekatnya otot untuk pergerakan tubuh
- Gudang menyimpannya mineral seperti kalsium dan hematopoesis. Kalsium berfungsi untuk mencegah osteoporosis dan melancarkan peredaran darah sedangkan hematopoesis adalah pembentukan komponen sel darah diamna terjadi proliferasi, maturasi dan diferensiasi sel yang terjadi secara serentak.
Penyakit Pada Tulang
Berikut ini adalah beberapa penyakit yang ada pada tulang yaitu:
- Osteoklerosis : kelainan tulang akibat peningkatan peningkatan kalsifikasi tulang karena hipoparatiroid
- Osteoporosis : terjadi karena penurunan penulangan (osifikasi) akibat peningkatan resopsi (penurunan pembentukan tulang)
- Osteomalasia : keadaan dimana terjadi penurunan mineralisasi tulang
- Fraktur : patah tulang
- Osteomilitis : inflamasi pada tulang
- Periostitis : inflamasi pada periosteum.
Demikian Penjelasan Materi Tentang Proses Pembentukan Tulang: Pengertian, Proses, Ciri, Tahapan, Struktur, Fungsi dan Penyakit Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi.
The post Proses Pembentukan Tulang first appeared on PAKDOSEN.CO.ID.
ARTIKEL PILIHAN PEMBACA :
Comments
Post a Comment