» Sistem Bilangan Real - Visi Kedepan

Sistem Bilangan Real - Ada yang bilang tak kenal maka tak sayang, untuk itu mari kita berkenalan dulu. Perkenalkan situs Visi Kedepan adalah sebuah situs yang membahas tentang banyak hal. Seperti contohnya yang akan kita bahas kali ini yaitu mengenai Sistem Bilangan Real. Tentunya cukup menarik bukan? hehehe.

Basa-basinya garing ya? hehehe, harap dimaklumi yah, karena admin lagi agak ngantuk, semalam abis begadang di tempat Teteh Yuli yang kemarin baru nyunatin anaknya. Berhubung banyaknya inbok yang masuk menanyakan tentang Sistem Bilangan Real maka dengan sangat senang hati admin akan membahasanya. Nah, sambil seruput kopi, yuk simak ulasan lengkapnya dibawah ini.

Pembabaran Lengkap Sistem Bilangan Real

Selamat datang di Dosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Sistem Bilangan Real? Mungkin anda pernah mendengar kata Sistem Bilangan Real? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, operasi, persentase, macam, sifat, himpunan, garis, persamaan, pertidaksamaan dan contoh. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.

Materi Lengkap Sistem Bilangan Real Serta Penjelasannya

Pengertian Sistem Bilangan Real

Sistem matematika merupakan himpunan unsur-unsur dengan operasi yang didefinisikan. Operasi-operasi yang telah kita kenal antara lain aljabar dan logaritma. Sedangkan sebagian himpunan dalam aljabar adalah himpunan-himpunan bilangan. Berikut ini terdapat beberapa sistem bilangan yang sederhana, yakni sebagai berikut:

1. Bilangan Bulat dan Rasional

di antara sistem bilangan yang paling sederhana adalah bilangan-bilangan asli (= Natural), Contoh :

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, …

Dengan bilangan ini kita dapat menghitung: buku-buku kita, teman-teman kita, uang kita, dan lain sebagainya. Jika kita gandengkan negatifnya dan nol, kita akan peroleh bilangan-bilangan bulat (= dari bahasa Jerman, Zahlen):

…, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, …

Bila kita mencoba mengukur panjang, berat benda, atau tegangan listrik, bilangan-bilangan bulat tidak akan memadai. Bilangan ini terlalu kurang untuk memeberikan ketelitian yang cukup dalam sebuah pengukuran. Kita dituntut untuk juga mempertimbangkan hasil bagi (rasio) dari bilangan-bilangan bulat, yaitu bilangan-bilangan seperti:

Bilangan-bilangan yang dapat dituliskan dalam bentuk , dimana m dan n adalah bilangan bulat dan , disebut bilangan-bilangan rasional (= Quotient ).

Apakah bilangan rasional berfungsi mengukur semua panjang? Fakta yang mengejutkan ini ditemukan pertama kali oleh orang Yunani kuno beberapa abad sebelum masehi. Mereka memperlihatkan bahwa meskipun  merupakan panjang sisi miring sebuah segi tiga siku-siku dengan sisi 1 , bilangan ini tidak dapat dituliskan sebagai suatu hasil bagi dua bilangan bulat. Jadi  adalah suatu bilangan tak rasional (irasional).

Demikian juga Jika kita belum terbiasa untuk bisa membedakan bilangan rasional dan bilangan irasional secara langsung, maka ada satu ciri khusus yang yang bisa kita jadikan pedoman untuk membedakan keduanya.


2. Bilangan Real

Sekumpulan bilangan (rasional dan irasional) yang dapat mengukur panjang, bersama-sama dengan negatifnya dan nol kita namakan bilangan-bilangan real. Atau dengan kata lain, bilangan real adalah bilangan yang dapat berkoresponden satu-satu dengan sebuah titik pada garis bilangan. Pada garis bilangan tersebut terdapat titik asal yang diberi lambang 0 (nol) sebagai titik awal untuk mengukur jarak ke arah kanan atau kiri. Setiap titik pada garis bilangan mempunyai lambang yang tunggal, disebut koordinat titik, dan garis bilangan yang dihasilkan diacu sebagai garis real. Dengan mengetahui anggota dari masing-masing himpunan bilangan yang termasuk kelompok bilangan real, bagaimanakah hubungan masing-masing himpunan bilangan asli, bilangan cacah, bilangan bulat, bilangan rasional, bilangan real, dan bilangan kompleks jika kita gambarkan dalam diagram venn?


Operasi pada Bilangan Real

Operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.

  • Operasi Penjumlahan

Contoh:

1. 4 + 6  = 10

2. 4 + (-6 ) = -2


  • Operasi Pengurangan

Contoh:

1. -6 – 5 = -6 + (-5) = -11

2. 3 -6 – 4 = -6 + (-4) = -10


  • Operasi Perkalian

Contoh:

1. 6 x 5 = 30

2. 6 x (-4) = -24

3. (-6) x (-4) =  24


  • Operasi Pembagian

Contoh:

1. 12 : 2 = 6

2. 12 : -2 = -6

3.  (-12) : (-2) = 6


Persentase Bilangan Real

Berikut ini terdapat beberapa menghitung persantase, yakni sebagai berikut:

1. Komisi

Komisi adalah pendapatan yang besarnya tergantung pada tingkat penjualan yang dilakukan

Contoh:

Seorang salesman akan mendapatkan komisi sebesar 15 % jika ia mampu menjual barang senilai Rp. 2.000.000,00. tentukan besarnya komisi yang diterima?

Jawab:

Komisi = 15 % x Rp. 2.000.000

Jadi besarnya komisi yang diterima oleh salesman itu sebesar. Rp. 300.000,00


2. Diskon

Diskon adalah potongan harga yang diberikan

Contoh:

Menjelang miladnya, sebuah toko serba ada memberikan diskon sebesar 25% untuk semua produk. Jika kita berbelanja senilai Rp. 800.000,00, berapa kita harus membayar?

Jawab:

Diskon = 25 % x Rp. 800.000,00

Jadi, kita harus membayar sebesar:

Rp. 800.000,00 – Rp. 200.000,00 = Rp. 600.000,00


3. Laba dan rugi

Laba diperoleh jika harga penjualan lebih dari harga atau biaya pembelian. Rumusnya sebagai berikut  LABA = PENJUALAN – PEMBELIAN.  Rugi diderita jika harga penjualan kurang dari harga atau biaya pembelian. Rumusannya sebagai berikut

RUGI = PEMBELIAN – PENJUALAN

Contoh:

Sebuah barang dibeli dengan harga Rp. 2.000.000,00, dan di jual dengan harga Rp. 2.400.000,00. Hitunglah persentase keuntungan dari harga pembelian dan dari harga penjualan!

Jawab:

Laba = Rp. 2.400.000,00 – Rp. 2.000.000,00 = Rp. 400.000,00


4. Persentase Keuntungan (Laba) dari Harga Beli

Persentase keuntungan (laba) dari harga penjualan:

P%= Rp.400.000   x 100%=16.7%

        Rp.2400.000


Macam-Macam Bilangan Real

Berikut ini terdapat beberapa macam-macam bilangan real, yakni sebagai berikut:

  • Bilangan Asli (A)

Bilangan asli adalah suatu bilangan yang mula-mula dipakai untuk

membilang. Bilangan asli dimulai dari 1,2,3,4,…

A = {1,2,3,4,…}


  • Bilangan Genap (G)

Bilangan genap dirumuskan dengan 2n, nÎA

G = {2,4,6,8,…}


  • Bilangan Ganjil (Gj)

Bilangan ganjil dirumuskan dengan 2n -1, nÎA

Gj = {1,3,5,7,…}


  • Bilangan Prima (P)

Bilangan prima adalah suatu bilanganyang dimulai dari 2 dan

hanya dapat dibagi oleh bilngan itu sendiri dan ± 1

P = {2,3,5,7,…}


  • Bilangan Komposit (Km)

Bilangan komposit adalah suatu bilangan yang dapat dibagi oleh bilangan yang lain

Km = {4,6,8,9,…}


  • Bilangan Cacah (C)

Bilangan Cacah adalah suatu bilangan yang dimulai dari nol

C = {0,1,2,3,4,…}


  • Bilangan Bulat (B)

Bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif, bilangan nol, dan bilangan bulat positif.

B = {…,-4,-3,-2,-1,0,1,2,3,4,…}


  • Bilangan Pecahan (Pc)

Bilangan pecahan adalah suatu bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk a/b, a sebagai pembilang dan b sebagai penyebut,

dengan a dan b ÎB serta b ≠0


  • Bilangan Rasional (Q)

Bilangan rasional adalah suatu bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk , a dan b ÎB serta b ≠0. (Gabungan bilangan bulat dengan himpunan bilangan pecahan)


  • Bilangan Irasional (I)

Bilangan irasional adalah suatu bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk , a dan b ÎB serta b ≠0.

Contoh:  π = 3,14159…, e = 2,71828….


  • Bilangan Real (R)

Bilangan real adalah suatu bilangan yang terdiri dari bilangan rasional dan bilangan irasional. Bilangan real biasanya disajikan dengan sebuah garis bilangan.

Contoh:

-1         -2         -3         0          1          2          3          4


  • Bilangan Khayal (Kh)

Bilangan khayal adalah suatu bilangan yang hanya bisa dikhayalkan dalam pikiran, tetapi kenyataannya tidak ada.


  • Bilangan Kompleks (K)

Bilangan Kompleks adalah suatu bilangan yang terdiri dari bilangan dan khayal.


Sifat-Sifat Operasi Bilangan Bulat

Berikut ini terdapat beberapa sifat-sifat operasi bilangan bulat, yakni sebagai berikut:

1. Sifat Komutatif

a + b = b + a

a.b = b.a

Contoh:

1. 5 + 6 = 6 + 5 = 11

2. 9 . 3  = 3 . 9  = 27


2. Sifat Assosiatif

(a + b) + c = a + (b + c)

(a . b) . c = a . (b . c)

Contoh:

1. (5 + 2) + 3 = 5 + (2 + 3) = 10

2. (5 x 2) x 3 = 5 x (2 x 3) = 30


3. Sifat Distributif Perkalian Terhadap Penjumlahan

a x (b + c) = ab + ac

Contoh:

5 x (3 + 6) = 5 . 3 + 5 . 6= 15 + 30= 45


4. Terdapat Dua Elemen Identitas

Setiap bilangan a mempunyai dua elemen identitas, yaitu 1 dan 0,sehingga memenuhi:

a + 0 = a

a . 1 = a


5. Terdapat Elemen Invers

Setiap bilangan a mempunyai balikan atau invers penjumlahan, yaitu –a yang memenuhi:

a + (-a) = 0

Setiap a ≠ 0 mempunyai balikan perkalian.


Himpunan Bilangan Real

Himpunan bilangan real adalah sekumpulan bilangan rasional dan irasional. Secara lengkap dapat dilihat dari bagan berikut :


Garis Bilangan Real

Setiap bilangan real mempunyai posisi pada suatu garis yang disebut dengan garis bilangan (real).

Himpunan bagian dari garis bilangan disebut selang (interval). Berikut beberapa interval, cara penulisannya dalam bentuk himpunan, dan grafiknya dalam garis bilangan.


Persamaan dan Pertidaksamaan Bilangan Real

Model matematika dari permasalahan sehari-hari seringkali berbentuk persamaan atau pertidaksamaan. Konsep persamaan dan pertidaksamaan ini didasari oleh konsep kesamaan dan ketidaksamaan dalam sistem bilangan riil, sehingga sifat-sifat kesamaan dan ketidaksaman dalam sistem bilangan riil banyak digunakan sebagai pedoman dalam menyelesaikan suatu persamaan dan pertidaksamaan. Pada perkembangannya, suatu persamaan atau pertidaksamaan dapat diterapkan dalam semesta pembicaraan tertentu, misalnya pada ruang lingkup himpunan bilangan bulat (Z), himpunan bilangan kompleks (C), dan sebagainya. Perbedaan ruang lingkup pembicaraan ini seringkali akan mengakibatkan perbedaan pada penyelesaian terhadap suatu persamaan atau pertidaksamaan. Oleh karenanya dalam menyelesaikan sebuah persamaan atau pertidaksamaan, kita harus memperhatikan himpunan semestanya. Namun demikian apabila tidak ada pernyataan tentang semesta pembicaraan ini, maka suatu persamaan atau pertidaksamaan tersebut diselesaikan dalam lingkup himpunan bilangan riil.


Contoh Bilangan Real

2,5 x 3,7 akan menghasilkan 9,25 dimana 2,5 adalah bilangan riil, 3.7 adalah bilangan riil dan 9,25 adalah bilangan riil.

2,5 – 3,7 akan menghasilkan -1,2 dengan -1,2 adalah bilangan riil negatif (dalam kasus 2,5 – 3,5 dihasilkan nilai -1,0)

2,5 + 3,7 akan menghasilkan 6,2 dengan 6,2 adalah bilangan riil positif

2,5 / 3,7 akan menghasilkan 0,675 dimana 0,675 (pembulatan) adalah bilangan riil / bilangan asli.


Demikian Penjelasan Materi Tentang Sistem Bilangan Real: Pengertian, Operasi, Persentase, Macam, Sifat, Himpunan, Garis, Persamaan, Pertidaksamaan dan Contoh Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi.

The post Sistem Bilangan Real first appeared on PAKDOSEN.CO.ID.

ARTIKEL PILIHAN PEMBACA :
Memuat...

Kami cukupkan dulu pembahasan tentang » Sistem Bilangan Real - Visi Kedepan. Semoga saja uraian diatas bisa memberikan manfaat untuk kita semua. Tidak lupa kami sampaikan terima kasih karena sudah berkunjung ke situs Visi Kedepan dan membaca ulasan kami hingga selesai. Kami juga menerima kritik dan saran dari Sobat pembaca semuanya. Silahkan sampaikan di kolom komentar dibawah arikel ini. Sampai ketemu di postingan selanjutnya.

Comments