Basa-basinya garing ya? hehehe, harap dimaklumi yah, karena admin lagi agak ngantuk, semalam abis begadang di tempat Teteh Yuli yang kemarin baru nyunatin anaknya. Berhubung banyaknya inbok yang masuk menanyakan tentang Break Even Point maka dengan sangat senang hati admin akan membahasanya. Nah, sambil seruput kopi, yuk simak ulasan lengkapnya dibawah ini.
Pembabaran Lengkap Break Even Point
Selamat datang di Dosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Break Even Point? Mungkin anda pernah mendengar kata Break Even Point? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, pengertian menurut para ahli, komponen, manfaat, rumus, unsur, asumsi, dampak dan contoh. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.
Pengertian Break Even Point
Break Even Point ialah poin lunas di mana situasi sebagian penghasilan dan anggaran sama ataupun sebanding sehingga tidak diperoleh laba maupun rugi dalam suatu perusahaan ataupun industri. Break Even Point ini diperankan untuk menguraikan estimasi sepanjang mana banyaknya sebagian bagian yang pembuatan atau sebesar apa uang yang harus diperoleh untuk menghasilkan poin lunas ataupun modal kembali.
Pengertian Break Even Point Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah beberapa pengertian break even point menurut para ahli yaitu:
1. Menurut Mulyadi (1993, 230)
Adalah suatu cara untuk mengetahui volume penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita rugi, tetapi juga belum memperoleh laba yang dengan kata lain labanya sama dengan nol.
2. Menurut Matz, Usry, dan Hammer (1991, p. 202)
Merupakan suatu analisa yang digunakan untuk menentukan tingkat penjualan dan bauran produk yang diperlukan agar semua biaya yang terjadi dalam periode tersebut dapat tertutupi, yang mana analisa tersebut dapat menunjukkan suatu titik dimana perusahaan tidak memperoleh laba ataupun menderita rugi.
3. Menurut Rony (1990, p. 358)
Merupakan sarana bagi manajemen untuk mengetahui pada titik berapa hasil penjualan sama dengan jumlah biaya sehingga perusahaan tidak memperoleh keuntungan maupun kerugian.
4. Menurut Bambang Riyanto
Adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Oleh karena analisa tersebut mempelajari hubungan antara biaya – keuntungan – volume, maka analisa tersebut sering juga disebut ‘cost-profit volume analysis (CPV analysis)’, (1982: 290)”.
Komponen Break Even Point
Berikut ini terdapat 3 komponen dari BEP, yakni sebagai berikut:
-
Fixed Cost
Fixed Cost ialah anggaran yang stabil ataupun pasti apabila terdapat kegiatan pembuatan ataupun tidak dibuat oleh perusahan maupun industri.
-
Variabel Cost
Variabel Cost ialah anggaran per bagian yang bawaannya statis terkait dari kegiatan kapasitas pembuatannya. Apabila pembuatan yang diagendakan berkembang, berarti variabel cost tentu akan berkembang.
-
Selling Price
Selling Price ialah tarif jual per bagian barang maupun jasa yang sudah dibuatkan.
Manfaat Break Even Point
Berikut ini terdapat beberapa manfaat dari BEP, yakni sebagai berikut:
- Untuk memahami beberapa pemasaran paling sedikit yang tentu distabilkan perusahaan biar tidak mengakibatkan kerugian.
- Untuk memahami beberapa pemasaran yang tentu didapat untuk mencapai nilai laba tertentu.
- Untuk memahami jumlah jauh menurunnya pemasaran biar perusahaan tidak menerima kerugian.
- Untuk memahami dengan jalan apa dampak transformasi niali jual, anggaran dan kapasitan penjualan.
- Untuk mengambil keputusan pembaharuan produk yang dibutuhkan untuk menggapai beberapa keuntungan yang ditargetkan.
Rumus Break Even Point
Berikut ini terdapat 2 rumus dari BEP, antara lain:
1. Rumus BEP per unit
BEP = FC /(P-VC)
2. Rumus BEP per penjualan
FC/ (1 – (VC/P))*
Penjelasannya:
BEP: Break Even Point
FC: Fixed Cost (Biaya Tetap)
VC: Variabel Cost (Biaya Variabel)
P: Price per unit (Harga per unit)
S: Sales Volume (Kapsitas Penjualan)
Unsur-Unsur Break Even Point
Harga jual per unit adalah sejumlah uang yang diterima atau piutang yang timbul atas penyerahan barang dan jasa kepada konsumen dalam setiap unitnya. Harga jual bisa berupa harga jual bersih atau bisa harga jual kotor. Sedangkan yang digunakan dalam analisa Break Even Point adalah harga jual bersih yang terlepas dari berbagai macam potongan. Laba adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan, dimana keuntungan ini berasal dari penghasilan setelah dikurangi biaya. Alwi (1994:267) menyatakan: “Variabel-variabel yang membentuk Break Even Point adalah harga jual dan biaya (biaya tetap dan biaya variabel)”. Kedua variabel tersebut saling terkait antara satu dengan lainnya, perubahaan salah satu dari variabel yang dimaksud mengakibatkan perubahan besarnya titik Break Even Point.
1. Harga Jual
- Survival
- Maximum current profit
- Maximum current revenue
- Maximum sales growth
- Maximum market skimming
- Product quality leadership.
1. Cost Based Pricing
- Mark up pricing (cost plus pricing) : adalah penetapan harga jual dengan menambah tingkat keuntungan pada biaya-biaya yang telah dibebankan pada barang.
- Target profit pricing : adalah penetapan harga jual yang didasarkan atas permintaan.
2. Buyer based pricing
- Penetapan harga jual berdasarkan nilai / citra yang dirasakan konsumen terhadap produk.
3. Competition based pricing
- Going rate pricing : adalah penetapan harga jual berdasarkan harga yang ditetapkan oleh pesaing.
- Sealed – bid pricing : adalah penetapan harga jual dalam situasi dimana perusahaan bersaing dengan cara menetapkan harga jual yang lebih rendah dari harga yang ditetapkan pesaing.
2. Biaya
3. Klasifikasi Biaya
-
Biaya tetap
- Jumlahnya tetap dalam suatu periode
- Biaya tetap per unit berbanding terbalik dengan jumlah produksi, dalam arti semakin besar jumlah produksi maka biaya tetap per unit semakin kecil demikian juga berlaku sebaliknya.
-
Biaya Variabel
- Jumlahnya berfluktuasi berdasarkan volume produksi
- Biaya variabel per unit relatif tetap seiring dengan bertambahnya volume produksi, tetapi secara keseluruhan total biaya variabel berbanding lurus dengan jumlah produksi, dimana semakin besar total biaya variabel jumlah produksi semakin besar pula.
-
Biaya Semi Variabel
Asumsi-Asumsi Dasar Analisa Break Even Point
Beberapa asumsi yang berpengaruh dalam analisa break even menurut Mulyadi (1993, p. 259) adalah sebagai berikut :
- Variabilitas biaya dianggap akan mendekati pola perilaku yang diramalkan.
- Harga jual produk dianggap tidak berubah-ubah pada berbagai tingkat kegiatan.
- Kapasitas produksi pabrik dianggap secara relative konstan.
- Harga faktor-faktor produksi dianggap tidak berubah.
- Efisiensi produksi dianggap tidak berubah.
- Perubahan jumlah persediaan awal dan akhir dianggap tidak signifikan.
- Komposisi produk yang dijual dianggap tidak berubah.
- Volume merupakan faktor satu-satunya yang mempengaruhi biaya
Dampak Analisas Break Even Point
Berikut ini adalah dampak Perubahan dari Beberapa Faktor dalam Analisa Break Even Point Menurut Mulyadi dalam buku Akuntansi Manajemen (1993, 259): yaitu:
- Suatu perubahan dalam biaya variabel akan mengakibatkan perubahan dalam contribution margin dan impas.
- Suatu perubahan dalam harga jual akan mengakibatkan perubahan pada contribution margin dan impas.
- Angka laba kontribusi hanya akan dipengaruhi oleh perubahan pada biaya variabel dan harga jual.
- Suatu perubahan dalam biaya tetap mengakibatkan perubahan pada impas tapi tidak mempengaruhi laba kontribusi.
- Suatu perubahan gabungan dalam biaya tetap dan biaya variabel pada arah yang sama akan menyebabkan perubahan tajam terhadap impas.
Contoh Soal Break Even Point
Berikut ini contoh dari soal BEP, yakni sebagai berikut:
Diketahui:
Total Fixed Cost (FC) bernilai Rp 100 juta
Total Variabel Cost (VC) per unit bernilai Rp 70 ribu
Price per unit bernilai Rp 90 ribu
Penghitungan Break Even Point Unit
BEP = FC/ (P – VC)
BEP = 100.000.000/ (80.000 – 60.000)
BEP = 5000
Penghitungan Break Even Point Penjualan
BEP = FC/ (1 – (VC/P))
BEP = 100.000.000/ (1 – (60.000/80.000))
BEP = Rp 400.000.000
Dari uraian perhitungan diatas, perusahaan bisa mendapati keuntungan yang hendak didapat menurut besarnya pemasaran minimum. Berikut rumus menghitung sasaran keuntungan, antara lain:
BEP – Laba = (FC + Target Laba) / (P – VC)
Total Fixed Cost (FC) bernilai Rp 100 juta
Total Variabel Cost (VC) per unit bernilai Rp 70 ribu
Price per unit bernilai Rp 90 ribu
Sasaran laba keuntungan Rp 60 juta per bulan
BEP – keuntungan = (FC + Target Laba) / (P – VC)
BEP – keuntungan = (100.000.000 + 60.000.000) / (90.000 – 70.000)
BEP – keuntungan = 160.000.000 / 20.000
BEP – keuntungan = 8.000 unit
BEP – keuntungan = Rp. 720.000.000 (diperoleh dari: 8.000 unit x Rp 90.000)
Demikian Penjelasan Materi Tentang Break Even Point: Pengertian, Pengertian Menurut Para Ahli, Komponen, Manfaat, Rumus, Unsur, Asumsi, Dampak dan Contoh Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi.
The post Break Even Point first appeared on PAKDOSEN.CO.ID.
ARTIKEL PILIHAN PEMBACA :
Comments
Post a Comment