Basa-basinya garing ya? hehehe, harap dimaklumi yah, karena admin lagi agak ngantuk, semalam abis begadang di tempat Teteh Yuli yang kemarin baru nyunatin anaknya. Berhubung banyaknya inbok yang masuk menanyakan tentang Batuan Metamorf maka dengan sangat senang hati admin akan membahasanya. Nah, sambil seruput kopi, yuk simak ulasan lengkapnya dibawah ini.
Pembabaran Lengkap Batuan Metamorf
Selamat datang di Pakdosen.co.id, web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Batuan Metamorf? Mungkin anda pernah mendengar kata Batuan Metamorf? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang Pengertian, ciri, jenis, proses, manfaat, contoh. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan.
Pengertian Batuan Metamorf
Batuan Metamorfosisme merupakan batuan yang berasal dari batuan beku maupun batuan sedimen yang mengalami perubahan tekstur dan komposisi mineral akibat adanya tekanan dan perubahan temperatur. Batuan metamorf ini sering disebut juga sebagai batuan malihan. Batuan metamorf atau batuan malihan ini termasuk ke dalam kelompok batuan yang merupakan hasil dari ubahan atau transformasi dari suatu tipe batuan yang sudah ada sebelumnya (protolith) oleh suatu proses yang disebut dengan metamorfosis atau mengalami perubahan bentuk. Temperatur dan tekanan tinggi dari batuan induk tersebut akan berakibat merubah struktrur dan tekstur batuan tersebut. Batuan yang terbentuk akan menyesuaikan sifatnya sesuai dengan material pembentuknya.
Ciri-Ciri Batuan Metamorf
Berikut adalah beberapa ciri-ciri batuan metamorfosisme antara lain yakni:
1. Warna
Proses metamorfisme yang beragam dan berbeda mengakibatkan warnanya bervariasi. Mulai dari feldspar, kwarsa dan mika. Feldspar berciri khas adanya belahan pada warna batuan. Belahan tegak lurus dan memiliki warna merah bisa juga disebut ortoklas. Jika berbentuk kristal dan berwarna abu-abu /putih dan mempunyai bentuk kristal plagioklas. Kemudian warna kwarsa, yaitu putih susu atau putih jernih. Batuan dengan warna ini tidak memiliki belahan dengan berbagai bentuk. Yang terakhir adalah mika, yakni batuan yang memiliki belahan dan berwarna putih yang bernama muskovit dan hitam yang disebut dengan nama biotit.
2. Struktur
Struktur dalam batuan metamorf atau malihan ada dua yaitu:
- Foliasi yang berguna sebagai lapisan pada suatu batuan metamorf dengan bentuk yang mirip dengan belahan. Hal tersebut adalah hasil dari suatu aktivitas penjajaran beberapa mineral yang berasal dari suatu penyusun batuanya.
- Non-faliasi merupakan batuan yang tanpa belahan. Tidak ada belahan pada proses ini disebabkan oleh beberapa yang berasal penyusun utamanya tidak terlihatsehingga tidak bisa diamati.
3. Tekstur
Tekstur yaitu terdiri dari bentuk, ukuran, dan susunan butir mineral- mineral batuan tersebut. Akan tetapi ada dua tekstur yang biasanya mudah dijumpai, yaitu relik dan kristaloblastik. Relik atau bisa disebut sisa adalah tekstur batuan asal dari batuan metamorf masih bisa diamati dan terlihat jelas dengan memakai mata telanjang. Kemudian kristaloblastik yaitu mineral dalam kandungan batuan sudah terkristalisasi. Namun sebelum batuan tersebut menjadi batuan metamorf, bisa saja terjadi proses kristalisasi tambahan agar proses metamorfisme semakin baik dan menghasilkan batu dengan kandungan cukup baik.
4. Bentuk Kristal
Bentuk kristal dalam kandungan batuan ini terbagi menjadi tiga jenis yaitu, Subhedral, Euhedral dan Anhedral. Subhedral yaitu kandungan batuan yang memiliki kristal.. Terbatasi dengan tidak jelas dan sebagian dari batuan tidak teratur oleh bidang kristal yang ada. Euhedral adalah kristal yang sempurna tetapi dibatasi dengan jelas, tegas dan teratur oleh bidang kristal yang ideal. Bentuk kristal tersebut merupakan yang terbaik dari ketiga jenis yang ada. Anhedral yaitu kristal yang dibatasi oleh suatu bidang dengan sifat yang tidak teratur.
5. Komposisi Mineral
Mineral yang menyebabkan proses metamorfisme yaitu andalusi, silimanit, kyanit, dan stauroli. Mineral tersebut berfungsi untuk pembentukan batuan malihan disebut dengan mineral metamorfik. Tekanan tinggi dan suhu yang bisa membentuk mineral ini agar mampu membentuk batuan metamorf.
Jenis-Jenis Batuan Metamorf
Berikut adalah jenis-jenis batuan metamorf antara lain sebagai berikut:
1. Batuan metamorf kontak
Batuan metamorf kontak merupakan jenis batuan metamorf yang mengalami metamorfose sebagai akibat dari adanya suhu yang sangat tinggi atau sebagai akibat dari adanya aktivitas magma. Ada yang menyatakan pula bahwa batuan metamorf kontak ini adalah batuan yang terbentuk karena adanya pengaruh intrusi magma pada suhu yang sangat tinggi. Adanya suhu yang sangat tinggi yang berasal dari aktivitas magma ini menyebabkan terjadinya perubahan bentuk maupun perubahan warna batuan. Suhu yang tinggi ini juga karena letaknya dekat dengan magma. Contoh dari batuan metamorf kontak ini adalah batu kapur atau gamping menjadi batu marmer, kemudian batuan batolit, batuan lakolit, dan juga batuan sill. Satu hal yang perlu kita ketahui tentang batuan jenis ini, yakni batuan jenis ini dipengaruhi oleh letak instrusinya, dimana semakin jauh letaknya dari intrusinya maka derajat metamorfosisnya akan semakin berkurang.
2. Batuan Metamorf Dinamo
Batuan metamorf dinamo merupakan salah satu batuan yang terbentuk karena ada tekanan yang besar disertai dengan pemanasan serta tumbukan. Tekanan tersebut berasal dari lapisan bertumpuk yang terdapat di atas batu dalam jangka waktu yang lama. Contoh dari batu dinamo yaitu batu sabak yang berasal dari tanah liat. Dan batubara yang terbentuk dari sisa-sisa jasad hewan dan tumbuhan dari daerah rawa.
3. Batuan metamorf kontak pneumatolistis
Batuan metamorf pneumatolistis merupakan jenis batuan yang mengalami proses metamorfose sebagai akibat dari adanya pengaruh dari gas- gas yang ada pada magma. Pengaruh dari gas yang panas ini menyebabkan perubahan komposisi kimiawi mineral dari batuan ini. Contoh dari batuan metamorf kontak pneumatolistis ialah batu kuarsa dengan gas borium berubah menjadi turmalin atau sejenis batu permata. Contoh lain dari jenis batu ini yaitu batu kuarsa dengan gas florium dan berumah menjadi topas.
Proses Pembentukan Batuan Metamorf
Proses terbentuknya batuan metamorf karena adanya perubahan yang disebabkan oleh proses metamorfosa. Proses metamorfosa adalah sebuah proses pengubahan batuan akibat adanya perubahan tekanan, temperatur, dan adanya aktivitas kimia, baik fluida ataupun gas, bahkan bisa merupakan variasi dari ketiganya (tekanan, temperatur, dan aktivitas kimia). Proses metamorfosa sendiri sebenarnya merupakan proses isokimia, di mana tidak adanya penambahan unsur-unsur kimia pada batuan yang mengalami metamorfosa. Adapun temperatur yang berkisar biasanya antara 200oC – 800oC, tanpa melalui fase cair.
Adapun beberapa faktor proses terjadi batuan metamorf antara lain yakni:
1. Perubahan Tekanan
Tekanan yang dapat menyebabkan terjadinya proses metamorfosa pada dasarnya bervariasi. Proses metamorfosa akibat intrusi magmatik dapat terjadi mendekati tekanan permukaannya, di mana besarnya beberapa bar saja. Sedangkan proses metamorfosa yang terjadi pada suatu kompleks ofiolit dapat terjadi dengan tekanan lebih dari 30-40 kBar.
2. Aktivitas Kimiawi
Ativitas kimiawi fluida maupun gas yang berada pada jaringan antara butir batuan, mempunyai peranan penting dalam proses metamorfosa. Hal ini dikarenakan memang fluida aktif memiliki banyak peran, yaitu air, karbon dioksida, asam hidroklorik, dan hidroflorik. Pada umumnya, fluida dan gas tersebut berperan sebagai katalis atau solven, serta memiliki sifat untuk membentuk reaksi kimia dan penyetimbang mekanis.
3. Perubahan Tempetur
Perubahan temperatur dapat terjadi karena adanya beberapa sebab, seperti adanya pemanasan akibat intrusi magmatik dan perubahan gradient geothermal. Adapun panas dalam skala kecil juga dapat terjadi akibat adanya sebuah gesekan atau friksi selama terjadinya deformasi suatu massa batuan. Pada batuan silikat misalnya, batas bawah terjadinya metamorfosa umumnya berkisar pada suhu 150oC ± 50oC. Hal ini ditandai dengan munculnya mineral-mineral Mg, yaitu carpholite, glaucophane, lawsonite, paragonite, prehnite maupun slitpnomelane. Sedangkan untuk batas atasnya berkisar pada suhu 650oC – 1100oC, tepatnya sebelum proses pelelehan dan tergantung pula pada jenis jenis batuan asalnya.
Manfaat Batuan Metamorf
Adapun beberapa manfaat batuan metamorf diantaranya yaitu:
- Batuan Pualam dimanfaatkan menjadi meja, asbak, guci, hiasan- hiasan.
- Batuan Kuarsa dimanfaatkan sebagai pembuatan kaca dan keramik, batu perhiasan.
- Batuan Sabak (batu tulis) dimanfaatkan sebagai bahan campuran semen, papan tulis, panel instrumen listrik, dan jaman dahulu digunakan sebagai pengganti buku.
- Batuan Marmer dimanfaatkan sebagai bahan lantai, dan dinding.
- Batuan Sekis dimanfaatkan sebagai sumber mika yang utama. Mika ini merupakan salah satu komponen penting dalam pembuatan kondensator dan kapasitor dalam industri elektronika.
- Batuan Filit dimanfaatkan sebagai bahan isolator/isolasi elektrik dan bahan bangunan. Batu filit merupakan bahan isolator yang baik dan tahan terhadap api. Sebagai bahan bangunan, biasanya batu filitik di gunakan sebagai bahan interior dan exterior untuk lantai dan dinding serta untuk bahan atap.
Contoh Batuan Metamorf
Adapun beberapa contoh batuan metamorf antara lain sebagai berikut:
1. Batu Sabak (Slate)
Batu sabak memiliki warna hijau dan hitam. Batu ini bisa dipecah-pecah menjadi beberapa lempeng tipis. Batu sabah dapat digunakan sebagai bahan bangunan atau bahan kerajinan yang berestetika tinggi. Batuan Slite memiliki struktur folliasi yang terdiri dari berbagai macam butir yang sangat halus. Batuan slite sebelumnya merupakan jenis batuan Shale dan Mudstone. Adapun fungsi dari batuan slate yang tipis digunakan untuk sabak kalau yang berukuran tebal akan digunakan sebagai atap atau trotoar.
2. Batu Sekis (Schist)
Batuan sekis mempunyai ciri khas karakteristik yang bergelombang dan ada juga yang kristal garnet. Batuan sekis sering digunakan untuk bahan bangunan. Warna batu sekis adalah ungu, hijau, dan hitam. Batu sekis biasanya memiliki mineral yang terpisah dan berubah menjadi berkas gelombang yang ditunjukkan kilaunya oleh kristal. Batu sekis dapat digunakan untuk sumber mika utama sebagai komponen penting dalam industri elektronika.
3. Batu Marmer (Marble)
Batu marmer bisa juga disebut batu pualam. Batu ini berasal dari batu gamping atau batu kampur namun memiliki warna berbeda. Ada juga beberapa pita warna dan kristal dengan berbagai tekstur terkandung dalam batu marmer atau batu pualam ini. Batu ini berfungsi sebagai bahan utama pembuatan ubin.
4. Batu Filit (Phyllite)
Batuan filit merupakan salah satu jenis dari batuan metamorf yang tersusun dari kuarsa, klorit, dan sericite mica. Karena batuan filit ini berasal dari batuan slate, pembentukan batuan filit material utamanya yaitu batuan shale. Warna batuan filit yaitu perak, merah, putih, coklat, ungu, dan kehijauan. Ukuran butir dari batuan filit halus dibandingkan dengan batuan slate. Komposisi bahanya dari mika dan kuarsa, struktur batuan filit berfoliasi. Tekanan dan suhu saat oembentukan batuan filit dari rendah ke menengah. Batuan filit mempunyai ciri-ciri yang membelah mengikuti permukaan gelombang. Batuan filit digunakan untuk bahan isolator atau bahan penghantar listrik yang baik. Juga bisa dihunakan sebagai bahan penambahan konstruksi bangunan, lantai, atap, dan lain-lain.
Demikian Penjelasan Materi Tentang Batuan Metamorf: Pengertian, Ciri, Jenis, Proses, Manfaat, Contoh
Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Semuanya
The post Batuan Metamorf first appeared on PAKDOSEN.CO.ID.
ARTIKEL PILIHAN PEMBACA :
Comments
Post a Comment